Senin, 17 November 2014

Teknik Foto Outdoor

Perhatikan Pencahayaan di Lokasi Pemotretan Tata cahaya merupakan salah satu unsur penting dalam fotografi. Pelajari karakteristik cahaya di lokasi pemotretan, jika dirasa kurang mendukung, disarankan untuk menunggu beberapa waktu.
Mencoba Berbagai Kondisi CahayaSetelah mempelajari karakteristik cahaya, selanjutnya bereksperimenlah dengan kondisi tata cahaya fotografi. Jangan membuang-buang waktu hanya untuk menunggu Golden Hour (waktu yang tepat untuk memotret karena kondisi cahaya sedang bagus-bagusnya, biasanya 1 jam setelah terbit matahari dan 1 jam sebelum matahari terbenam). Coba lah memotret pada kondisi cahaya yang berbeda.

Perhatikan Arah Cahaya Perhatikan arah cahaya di lokasi pemotretan, salah-salah malah bisa terkena backlight (objek membelakangi sumber cahaya sehingga objek yg difoto terlihat gelap sementara background terlihat terang). Posisikanlah backlight dengan tepat agar menghasilkan foto dengan pencahayaan yang keren.

Gunakan Flash Sebagai Fill In
Menggunakan flash di siang hari bukanlah hal yang aneh karena flash bisa digunakan untuk menerangi bagian objek yang gelap karena objek membelakangi sumber cahaya (backlight). Manfaatkan fitur flash compensation di dalam kamera kamu supaya bisa mengontrol seberapa besar intensitas flash yang dikeluarkan.

Manfaatkan Reflektor Reflektor berfungsi untuk memantulkan cahaya ke objek yang difoto untuk menerangi bagian yang terkena bayangan. Karena fungsi reflektor itu untuk memantulkan cahaya, Anda bisa menggunakan apapun yang dapat memantulkan cahaya.

Memotret di Tempat Teduh Memotret di tempat yang teduh dapat melindungi objek dari terik matahari dan mengurangi cahaya yang mengenai objek. Meskipun di tempat teduh, pastikan cahayanya cukup agar bayangan objek rata.

5 Teknik Fotografi

5 teknik fotografi dibawah ini sanggup menghasilkan foto-foto berkelas yang menakjubkan, bahkan dengan objek paling biasa sekalipun.

High-Speed Photography
Pernah melihat foto balon meledak, percikan air atau kaca pecah? Nah, foto-foto ini dihasilkan dengan teknik high-speed photography. Objek yang bergerak akan menimbulkan efek blur ketika dipotret, dan beberapa fotografer menginginkan mereka “beku” sejenak untuk mendapatkan gambar yang fantastis. Teknik ini membuat hal-hal yang terjadi dengan cepat dan secara normal tidak akan tertangkap mata menjadi mungkin untuk diabadikan. Amazing, right?

Tilt-Shift Photography
Tilt-shift photography adalah teknik fotografi unik dan kreatif yang mampu memanipulasi objek atau lokasi dengan ukuran sebenarnya menjadi terlihat seperti model miniatur. Untuk membuat efek ini, potret gambar dari sudut yang tinggi, sehingga akan tercipta ilusi seperti sedang melihat sebuah model miniatur. Kamera yang dilengkapi dengan lensa tilt-shift adalah yang kamu butuhkan untuk memulai teknik ini agar menghasilkan depth of field yang sempit.

High Dynamic Range Photography (HDR)
Teknik fotografi menakjubkan ini akan mampu mengaburkan pengertian kita akan perbedaan antara ilusi dan kenyataan. Foto HDR adalah teknik yang mampu membuat rentang dinamis dari eksposur yang jauh lebih besar dibandingkan dengan teknik digital imaging biasa, sehingga dapat memunculkan tingkat intensitas level yang jauh berbeda antara cahaya dengan bayangan. Biasanya teknik ini dilakukan dengan memodifikasi foto dengan software pengolahan gambar. Hasilnya? Luar biasa, tentu saja.

Smoke Art Photography
Asap merupakan hal biasa dalam kehidupan kita. Tapi tahukah kalian kalau asap bisa dijadikan objek untuk mengasilkan karya seni? Smoke art photography membuat hal yang biasa-saja ini menjadi luar biasa. Asap ini bisa digunakan sebagai objek atau sebagai media untuk membuat sesuatu yang lain. Beberapa fotografer menggunakan teknik fotografi ini untuk mengabadikan kecantikan dan kealamian dari asap ini, sementara fotografer lainnya menggunakannya untuk “melukis”, menghasilkan suatu karya seni yang amat menakjubkan.

Motion Blur Photography
Berbeda dengan high-speed fotografi yang sengaja “membekukan” objek foto, teknik fotografi motion blur menangkap keindahan dari sesuatu yang bergerak justru dari efek blurnya. Motion blur biasanya digunakan untuk memunculkan kesan gerakan yang cepat. Kamu bisa mendapatkan efek ini dengan menggunakan kecepatan shutter yang lambat (slow shutter speeds).

Jadi, fotografi tidak terbatas pada gambar seperti apa yang terlihat oleh mata telanjang. Justru dengan fotografi dan teknik-teknik ajaibnya, kamu bisa membuat sesuatu yang menakjubkan, dengan efek-efek tertentu yang tidak akan kamu lihat sehari-hari.

Teknik Panning dalam Fotografi

Panning merupakan teknik pengambilan gambar yang menggunakan low speed. objek yang difoto dipastikan adalah bergerak, dan objek bergerak tersebut akan menjadi detail dan menjadi focuss of interest (FOI), dan background (objek diam) menjadi shaking. pada pemotretan ini background harus memiliki tekstur, unsur garis, bentuk dan gradasi agar hasilnya maksimal.

catatan penting:

1. pada pemotretan panning harus dihindari penggunaan yang memiliki satu warna/polos.

2. rens/speednya antara 1/5-1/50, sedangkan diafragmanya normalkan agar tidak gelap.\

3. teknik ini biasanya digunakan untuk objek bergerak secara horizontal (kekanan, kekiri).

Slow Motion merupakan teknik pemotretan yang menggunakan slowspeed. hasil dari slow motion adalah objek diam tetap menjadi detal sedangkan objek gerak menjadi seeking. namun seeking dari slow motion ini menjadikan foto tersebut memiliki kesan gerak dan menambah keindahan foto. speed yang digunakan biasanya dibawah 1.

Stop Action merupakan teknik pemotretan yang menggunakan percepatan tinggi dan objek yang difoto dipastikan bergerak, maka visual yang kita dapatkan adalah pembekuan objek bergerak dan objek diam tanp adanya seeking sedikitpun. fungsi dari stop action adalah untuk mendaptkan kesan gerak dengan hasil foto yang detail. untuk melakukan teknik ini, objek yang akan dipotret harus memiliki cahaya yang cukup juga hindari lowlight. speed yang digunakan untuk mendatkan hasil stop action minimal 1/60.

Teknik Fotografi Olah raga



Berikut ada beberapa kriteria memotret kegiatan olah raga:



1. Memotret olahraga adalah mengabadikan aksi dengan menangkap gerak, baik itu dalam jenis olahraga atletik, bulutangkis, balap sepeda, taekwondo (bela diri), sepak bola, dll.







2. Fotografer olahraga harus tahu tentang pertandingan olahraga yang akan ia abadikan, sehingga kita tahu kapan dan dimana seharusnya memotret obyek dalam sebuah pertandingan olahraga.

3. Permainan komposisi merupakan salah satu strategi fotografer dengan memanfaatkan ruang dan tempat (lokasi)
4. Memotret olahraga tidak hanya membekukan objek (freeze action) tapi juga bisa dengan memperlihatkan ekspresi wajah atlit (sedih/gembira) terkadang juga memadukan dengan unsur alami (cuaca) dan juga perlu adanya kreativitas yang tinggi dari fotogafer itu sendiri.

Minggu, 16 November 2014

Teknik Fotografi

1.Slow dan Stop Action (Freeze)

Slow action : salah satu teknik fotografi yang bertujuan memperlihatkan/ menangkap gerakan objek. Biasanya digunakan kecepatan rendah, antara 1/30 sampai 1 detik.
Stop action (freeze) kebalikan dari slow, yaitu teknik fotografi untuk bertujuan membekukan gerak objek. Biasanya digunakan kecepatan tinggi, antara 1/125 sampai 1/4000 atau lebih.

2. Panning

Panning adalah salah satu cara untuk memberikan kesan gerak pada foto. Ketika melakukan panning, anda harus mengikuti objek selama membidik. Hasil foto menjadikan objek menjadi relatif tajam dibandingkan dengan backgroundnya yang hampir sepenuhnya blur.

3. Zooming

Zoom in adalah membuat gambar obyek tampak lebih mendekat sedangkan zoom out adalah membuat gambar obyek tampak lebih menjauh. Dalam pengaturan speed dan penggunaan zoom yang tepat akan memberikan efek motion (gerak) pada hasil foto.

4. Bulb

Foto bulb dapat diperoleh melalui mode manual dengan mengatur shutter speed pada setting paling lambat ( BULB ), dimana shutter akan terus terbuka selama tombol ditekan dan akan menutup kembali pada saat tombol dilepas. Yang patut diperhatikan pada foto bulb adalah posisi kamera yang mutlak harus statis, maka gunakanlah tripod untuk menghasilkan foto bulb.

Depth of field (ruang tajam)

Menggunakan kamera DSLR tidaklah mudah dalam membuat hasil gambar yang berkualitas, ada trik-trik khusus untuk menghasilkan efek maupun kualitas yang lebih baik, Ada berbagai macam teknik fotografi yang mendasar. Lain teknik nya, lain juga tingkat kesulitannya. Mulai dari tingkat kesulitan yang rendah, sampai teknik yang memerlukan skill fotografi yang tinggi terkecuali kita telah memiliki pengalaman sebelumnya tentang kamera tersebut. Berikut ini adalah tekhnik2 dasar dalam photography:



Depth of field – DOF, adalah ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto. Depth of Field (DOF) yang lebar berarti sebagian besar obyek foto (dari obyek terdekat dari kamera sampai obyek terjauh) akan terlihat tajam dan fokus. Sementara DOF yang sempit (shallow) berarti hanya bagian obyek pada titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan blur/ tidak fokus.
Untuk mendapatkan DOF yang lebar gunakan setting aperture yang kecil, misalkan f-22 (makin kecil aperture makin luas jarak fokus) – lihat contoh foto diatas. Sementara untuk mendapat DOF yang sempit, gunakan aperture sebesar mungkin, misal f/2.8 – lihat contoh foto dibawah.
Fokus pada lensa kamera dapat dikendalikan atau diarahkan pada objek tertentu. Pengendalian Depth of Field berguna untuk membatasi fokus pada foto dan lebih memberi kesan hidup pada foto.

Fotografi Makro

Untuk fotografi makro, lensa makro adalah pilihan yang tepat. Lensa tipe ini biasanya memiliki perbesaran 1:1 atau bahkan lebih. Namun sayang, lensa makro identik dengan harga yang mahal. Oleh karena itu, anda dapat menggunakan alternatif lain seperti menggunakan extension tube, reverse ring atau filter close up. Berikut adalah cara cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan foto makro dengan biaya yang murah.

Cara pertama adalah dengan Filter close up.Filter close up adalah filter yang dipasang di depan lensa (seperti filter biasa) yang fungsinya seperti kaca pembesar yhang berguna untuk mendapatkan pembesaran fokus yang diinginkan. Dengan cara ini walaupun tidak memiliki lensa makro, dengan lensa kit biasa juga sudah bisa digunakan untukfoto makro.
Cara kedua adalah menggunakan reverse ring. Sebenarnya cara kerjanya reverse ring ini sama dengan membalik lensa agar bisa digunakan untuk foto makro. Reverse ring hanya sebuah alat bantu yang funsingnya untuk menyatukan badan kamera dengan lensa yang dibalik.

Cara ketiga adalah dengan makro extention tube. Extention tube ini berbentuk seperti pipa yang dipasang di antara badan kamera dengan lensa. Tujuannya adalah untuk mendapatkan jarak fokus yang lebih dekat agar bisa fokus untuk memotret benda yang kecil.

Gunakanlah Aperture Sempit
Mengeksekusi foto makro biasanya dilakukan dengan jarang yang sangat dekat. Dan foto yang dihasilkan akan memiliki ruang tajam (DoF) yang sangat sempit. Oleh karena itu, gunakanlah aperture sempit (f/8 keatas) untuk memperluas ruang tajam yang didapat.

Cobalah untuk tidak menggunakan ISO tinggi
Jika alat yang anda pergunakan tidak memungkinkan mendapatkan perbesaran yang wah, dan berniat melakukan perbesaran dengan cara cropping, cobalah untuk tidak menggunakan ISO terlalu tinggi. ISO yang terlalu tinggi akan menimbulkan grain pada hasil foto, terlebih ketika anda melakukan cropping. Grain juga cenderung mengurangi ketajaman foto.

Pastikan kamera tidak shake/goyang
DoF yang sempit pada foto makro berdampak pada susahnya untuk melakukan fokus pada objek. Sedikit guncangan saja, maka fokus dipastikan dapat meleset. Untuk mengatasi ini, pastikan kamera tidak mengalami shake ketika akan melakukan eksekusi. Anda dapat menggunakan tripod jika ingin. Namun hal ini bisa diatasi dengan menggunakan speed tinggi diatas 1/125. Hal ini juga berguna untuk mengantisipasi pergerakan serangga.

Gunakan bantuan cahaya lampu flash
Foto makro yang dihasilkan dengan cahaya alami tentu saja sangat baik. Namun saya jarang sekali dapat mengeksekusi foto makro dengan setingan aperture sempit – ISO rendah – speed tinggi tanpa bantuan flash. Jika anda tidak memiliki external flash, anda dapat menggunakan internal flash pada kamera.

Cobalah untuk selalu menggunakan manual fokus
Untuk mendapatkan perbesaran maksimal, cobalah untuk selalu menggunakan manual fokus. Caranya, setting lensa anda pada manual fokus, dan gunakan titik fokus terdekat. Lalu temukan fokus yang tepat dengan memaju-mundurkan lensa di depan objek hingga mendapatkan fokus yang pas.